Anak Perempuan Masuk STM? Mengapa Tidak?
Anak Perempuan Masuk STM?
Mengapa Tidak?
Oleh: Maysarah Silalahi
Tahu
kan? Itu tuh, istilah sekarang namanya SMK Teknik. Yaitu sekolah yang
mengkhususkan pembelajaran dalam bidang kompetensi Teknologi Rekayasa.
Sekilas memang
terdengar janggal. Anak wedho kok
belajar teknik ya? Teknik mesin dan listrik pula tuh! Banyak diantara kita yang berpikiran seperti itu. Terlebih
orang tua _ibu_ yang pada umumnya mengharapkan anak perempuannya kelak untuk
menggeluti pekerjaan yang sesuai dengan gendernya pada umumnya.
Namun tak
dapat disangkal. Perubahan yang digadang-gadang adalah sebuah keniscayaan mengaharuskan
semua manusia dapat menerima kemajuan zaman. Tak terkecuali anak perempuan.
Skill yang mahir dalam bidang tertentu menjadi kemampuan dasar yang harus
dimiliki dalam menyongsong perubahan itu. Ambil saja contoh penyedia jasa Driver Online saat ini. Banyak diantara
mereka yang berjenis kelamin perempuan, ya kan? Belum lagi profesi-profesi
lainnya.
Memang sih,
yang namanya driver itu kan nggak harus
Alumni STM. Cukup ikut kursus mengemudi dalam 2 bulan saja mungkin kita sudah paham
dasar-dasar mengemudi. Namun kelebihan mereka yang belajar dari STM, mereka diberi
pemahaman tentang teori otomotif itu secara mendalam karena memang sesuai
dengan tuntutan kurikulum. Mereka juga mampu menangani masalah-masalah
permesinan yang terkait dengan roda dua dan roda empat. Kok bisa? Ya iyalah...selain
sudah digembleng dengan teori-teori mereka juga dimahirkan dalam Praktek Kerja
Industri (Prakerin) di dunia perbengkelan. Jadi tak heran, kalau sewaktu-waktu
kalian melihat anak cewek masuk kolong mobil dengan seragam yang penuh oli dan
kawan-kawannya. Hehehe....
Tomboy?
Mungkin ini imej yang sering
disematkan bagi para siswi yang masuk ke STM ini. Bisa jadi karena mereka lebih
banyak berinteraksi dengan laki-laki dalam pembelajaran sehari-harinya. Tapi
tenang. Mereka tetap feminim koq. Karena tetap ada batasan antara putera dan
puteri. Jangan heran sih, kalau mereka auto jadi artis! Heheheh. Lihat saja
ketika sekolah mengadakan perayaa hari besar agama semisal Natal dan Isra’Mi’raj.
Mereka tetap terlihat anggun. Kita bisa lupa, kalau mereka itu anak teknik! Hm....
Nah, kalau di
kelistrikan? Ini juga nggak kalah ekstrim ternyata. Namun sadar nggak sih, yang
namanya tenaga listrik , manusia pasti selalu butuh. Baik itu untuk keperluan skala
kecil_rumah tangga_ sampai perusahaan-perusahaan raksasa juga sangat
tergantung akan kebutuhan pasokan listrik ini (Kecuali tenaga ini sudah
tergantikan dengan yang terbaharu, ya....). Sama halnya dengan otomotif, siswa-siswa
yang belajar di jurusan kelistrikan ini juga dipersiapkan menjadi tenaga yang
siap pakai di lapangan. Mulai dari pemahaman teori, praktek rangkaian sampai
instalasi dalam skala tinggi mereka sudah mampu. Yang paling unik nih, tak
peduli kurus-gemuk, laki-laki-perempuan, mereka harus bisa memanjat tiang
listrik. Wow.... keren ya?
Kesemua teori
dan skill itu tentunya juga sudah dilengkapi dengan materi K-3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Salah satu upaya yang dapat dilakukan sekolah adalah
menjamin keselamatan siswa dengan mengikutsertakan mereka dalam asuransi selama
kurun waktu setahun terhitung mulai dari mereka berangkat prakerin ke lapangan.
Demikian juga dengan guru atau tim survei yang dengan setia memperhatikan
perkembangan siswa di lapangan sekali dalam setiap minggunya.
So..., masih
ragu mendaftarkan puteri Anda ke STM?
Pembelajaran di Ruang Lab Bahasa |
(Penulis
merupakan salah satu tenaga pendidik yang pernah mengajar di SMK Teknik Dairi Sidikalang)
Komentar
Posting Komentar